Monday, April 6, 2009

my hiding place

angin memberi kabar bahwa sejak minggu pagi yang tak berawan, gadis bertelanjang kaki keluar dari sarangnya dan langsung berlari menuju barat. gadis bertelanjang kaki berlari dan terus lari menghindari masa depan dan menolak masa lalunya.

tersengal-sengal nafasnya, dahaga mengeringkan kerongkongannya, dan keringatpun beramai-ramai keluar dari pori-pori kulitnya. panas menyengat dan matahari tak henti membanggakan suryanya. gadis bertelanjang kaki terus berlari. kerikil tajam dilindasnya tanpa segan. aspal panas kebagian juga merasakan kasar telapak gadis bertelanjang kaki.

"hei, mau kemana buru-buru?" tanya seorang laki yang kebetulan berpas-pasan dengan gadis betelanjang kaki.
"peduli amat, bukan urusanmu!" teriak gadis bertelanjang kaki sambil terus berlari. gadis bertelanjang kaki memperlambat ritmenya. gadis bertelanjang kaki menengok ke arah seorang tua yang memanggil dirinya, "nak, sini mampir dulu, aku buatkan es teh manis yang segar untuk pelepas dahaga sembari kita duduk-duduk dan ngobrol di teras. mari lekas singgah ke gubukku. tanpa pikir panjang gadis bertelanjang kaki menjawab, "aku tidak mau, bosan!" orang tua itu mencoba berlari semampunya mengejar gadis bertelanjang kaki, "oh nak,
kau harus mampir. aku mengkhawatirkanmu, aku tak ingin kau menyesal nantinya, nak... nak.. nak...!"

gadis bertelanjang kaki tak menghiraukan undangan orang tua itu, ia terus mengayunkan langkah kakinya. pohon rindangpun tak mampu lagi merayu gadis bertelanjang kaki agar singgah dinaungannya. dan memang tak bisa disalahkan juga bila setelah mendengar kabar angin itu kemudian pohon rindang kesal pada gadis betelanjang kaki yang ternyata sangat bodoh, selalu menolak, merasa kuat dengan kemampuannya sendiri. "terus saja kau lari, hai gadis bertelanjang kaki. terus lah lari sampai tak sudi lagi oksigen merasuki paru-parumu. terus saja kau lari sampai lecet dan robek telapakmu. biar sekalian darah yang keluar dari pori-porimu. hai gadis bertelanjang kaki, kau mungkin bisa terus berlari, namun kau tak bisa bersembunyi!".


"Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?"
Mzm. 139:7"


Foto: bangunan gereja di desa Planjan. Gunung Kidul. Jawa Tengah.



No comments: