Sunday, August 15, 2010

ngenteni ...

jadilah terang,
pada suatu pohon ...ulat keket menggeliat-liat mengikis gelombang
pada hijau daun. segar.

pada suatu langit ... awan berarak menjadikannya kelinci .. gajah .. topi .. bulat bergerunjal. indah.

jadilah gelap,
pada suatu pantai ... ombak berbuih memecah, menerjang karang diiringi lembayung mengantar tenggelamnya sang surya. sendu.
pada suatu desa ... sunyi sepi pekat menyelimuti
dan senandung nyanyian jangkrik membuai. dingin.


jadilah gelap dan jadilah terang ...

hawa menarik nafas, menghisap seluruh semesta
dan kemudian memuntahkannya kembali pada semesta itu sendiri.


hawa terkejap saat partikel cahaya memaksa masuk
menggedor pengelihatannya dan menyusup masuk ke dalam isi kepala ...


semua berbalik pada memori yang lalu
selalu teringat untuk lupa yang diperjuangkan
semua tempat dicoba tuk mencari jawab dari semua tanya,
pun rumput yang bergoyang ikut menggeleng untuk sebuah jawab,
pun bintang dilangit tak berkerlip untuk suatu kejelasan ...
sungguh suatu tanya yang tak berjodoh dengan jawab,
ah ...

gerimis
tujuh tahun hingga kini ...

o ya, mari kita pergi jauh dari sini /
enggak bisa /

lho kok enggak bisa? /

kita harus kembali lagi besok /

buat apa? /

nunggu godot /

ah, ia tidak datang hari ini? /

enggak /

dan sekarang sudah terlambat /

ya, sekarang sudah malam /
dan kalau kita lupakan saja gimana?

(kutipan naskah "menunggu godot")
___
*len, dirimu jangan ikutan meninggal ya*

ps. missing .. font
btw buku godotnya, nanti aku balikin ya mas anton, sory lama minjemnya, hehehe.. tx :D

foto: sedang plesir bersama warga Gloria di pura Uluwatu, Bali, 2005