Thursday, October 21, 2010

bukan kalakanji

alkisah pada satu garis lintang nol derajat khatulistiwa ditumbuhi sebatang kalakanji yang sedang berbunga pada musimnya. seiring dengan angin yang menerpa kalakanji tersebut, maka beterbanganlah serbuk-serbuk pada bunga kalakanji itu hingga hanya dua serbuk yang tersisa pada bunga kalakanji tersebut. desiran angin mengantar kepergian para serbuk untuk kemudian mengembara ke berbagai penjuru.

seperti telah digariskan oleh sang pencipta, ada satu serbuk yang tersangkut di ranting pohon randu. untuk beberapa saat serbuk itu diam saja disana, serbuk yang merasa dirinya sangat-sangat kecil dan tanpa daya menjadi tak berkutik dan bingung hendak melepaskan diri bagaimana. semilir angin pagi itu belum cukup membantu serbuk untuk terlepas dan kembali terbang melanjutkan pengembaraannya. "tak mengapa", pikir serbuk dalam hatinya. "biar kunikmati dulu saat-saat aku berada di pohon randu ini", ujar serbuk. bersamaan dengan itu pada ranting randu tempat serbuk tersangkut, bergelayut buah randu yang sudah memecah mengeluarkan kapuknya. kemudian serbuk menyapa buah randu dan buah randu membalas sapa serbuk, beberapa tanya dan kalimat terucap dari masing-masing mereka, dan terbangunlah sebuah komunikasi.

serbuk: "apa yang kau lakukan di sini, buah randu?"

randu: "oh, ya, memang disinilah aku. pada suatu malam aku mendapati diriku bergelayut di pohon randu ini, sedari kuncup aku memang sudah disini. tapi sekarang aku bahagia karena sudah waktuku untuk menghasilkan kapuk.

serbuk: "menghasilkan kapuk ... kau bahagia?"

randu: "tentu aku bahagia, karena yang aku proses selama ini telah tiba saatnya menghasilkan sesuatu yang aku percaya kapuk itu nantinya pasti akan berguna untuk menjadi bagian keberlangsungan mereka para manusia atau siapapun itu. aku sudah menemukan diriku. memang hanya sebatas kapuk, dan memang itulah diriku.dan aku bahagia akan hal itu.

serbuk: "oo begitu ... hmmm .. selama ini aku bertanya-tanya, dimanakah sebenarnya diriku?"

randu: "lho...? lalu bagaimana dengan dirimu, serbuk, mengapa kau ada disini?"

serbuk: "entahlah, aku terbawa oleh desiran angin, aku pun terpisah dari kawananku, mereka berpencar ke segala penjuru bersama angin yang mengajaknya. tapi sekarang aku tersangkut di ranting ini, apa yang harus aku lakukan? padahal aku ingin sekali melanjutkan pengembaraanku untuk menemukan diriku..."
randu: "hmm.. biasanya saat mentari tepat berada di puncak atas, angin semilir yang baik hati selalu mampir di pohon ini, untuk sekadar memberikan kesegarannya pada aku dan teman-temanku yang berada di pohon ini. hey lihat, bayang sudah tepat berada sejajar dengan posisi kita, nanti aku yang akan bilang pada desir angin untuk membebaskanmu dari jerat ranting itu."

wwhuuuzzzzzz... whuuuuuussszzzzz......

"nah ... hey semilir angin, mari mendekat sini, kau tolonglah serbuk lepas dari jerat ranting ini"

sssszzzzz... whhuuuzzz...

"aahhhh... akhirnya...

whuzz..

"tunggu semilir angin, izinkan aku berada dibelakangmu ..

... dan seterusnya serbuk tetap bersama angin yang tak terlihat namun selalu setia menemaninya mencari muasal keberadaan yang sesuai dengan kehendak Pencipta alam semesta.

ps. what should i do?


foto: (waktu belajar motret makro) bunga di tepi jalan sekitar goa seropan, gunung kidul, 2005.

No comments: